Kamis, 22 September 2011

tentangnya


Ya Allah…Engkaulah yang tahu, siapa yang salah selama ini. Mungkin aku, mungkin dia, yang terpenting bagiku saat ini adalah aku merasa lebih nyaman, seolah semua ikatan batinku semenjak kejadian itu telah putus. Ya Allah,,pintaku kini, cukuplah aku mengalami kejadian tersebut satu kali, cukuplah kejadian tersebut hadir saatku sma kemarin, itulah harapanku. Aku takut jika kejadian itu terulang kembali, apa yang akan terjadi padaku, aku ga mau waktuku terbuang hanya masalah itu, aku ga mau hanya karenanya, masa yang bisa aku lakukan dengan optimal, semuanya hancur berantakan, aku ingin kejadian itu adalah pelajaran yang takkan pernah terulang, takkan pernah menghampiri aku lagi. Cukupkanlah Ya Allah…
Entah apa yang akan terjadi padaku dan padanya di hari nanti, mungkin kami akan tetap seperti hari-hari yang lalu, mungkin akan membaik seiring berjalannya waktu. Yahh,,,itulah keinginanku sebelum kami berpisah, sebenarnya, tetapi apa daya. Mugkin perpisahan seperti itu yang lebih pantas bagi kami. Aku pengin banget malam ini mimpiku dan mimpinya bertemu dalam suasana saat pertama kami bertemu, penuh canda dan tawa. Kuucapkan maaf dan terima kasihJ
Tiga tahun silam…
Hari ini adalah hari terakhirku bermalam di kostan, inilah keputasan akhirku. Semakin lama tinggal di kostan, pegeluaranku pun semakin besar, harga kost yang tiap bulan selalu naik, biaya lauk yang semakin melambung, argghhh…banyak banget uang yang dikirim bapak untukku, aku masih selalu membebeninya. Kuharap keputusanku untuk pindah ke asrama sekolah adalah jalan yang benar, akan membuatku lebih lega. Dengan demikian, aku pun bakalan lebih deket sama anak baru itu, batinku. Gimana aku ga mikir gitu, anak baru itu adalah temen deket Nayaj pas smp, Nayaj sering cerita tentang anak baru itu, katanya sih, dia tuh anaknya ga pernah betah kalau ada piring kotor, rajin, pinter.

selepas pertempuran


Di Balik Pertempuran
Wah…rasanya hariku bebas. Ga kerasa, UN telah berakhir, tinggal nunggu hasilnya, moga jja hasilnya membuat senyumku bertambah lebar, hhhaa…
18 April 2011 adalah hari pertama UN, dag-dig-dug nih hati…padahal sebelum-sebelumnya aku ngerasa biasa jja, ehh…pas hari H-nya, gejolak jiwa mulai terasa.
Jam 7:00 kami dah berkumpul di kelas penyimpanan tas, mulai dari pengarahan, baca Al-Qur’an, penenangan jiwa, ampe pelatihan konsentrasi, kami jalani dengan baik. Alhamdulilah…jiwa mulai tenang.
Teeeeeeeeettttttttt… bel masuk berbunyi. Setelah meninggalkan tas, handphone, dll. kecuali alat tulis, kami berjalan menuju ruang masing-masing. 145 adalah ruang UN’ku. Eisssssttt…dilarang masuk sebelum pengawas masuk!!! Langkah mundur dari daun pintu mulai kami lakukan. Wahh,,,sempit nih jalan. Minggir-minggir, pengawas mau lewat!!! Waww…sipit nih pengawasku,,ya iya, wong Chineess githu. Beginilah, sekolahku memang kebagian diawas ma skul Kristen. Kayaknya bakalan seru nihh…
Pengawas dah masuk, ya, kami ngikutin di belakangnya. Duduk di kursi masing-masing.
“Yah, silahkan berdoa dulu!” perintah sang pengawas.
F: “Baik teman-teman, sebelum kita memulai ujian hari ini, mari kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa…mulai!”

F: “Selesai. Siap beri salam…!!!”
All: “Assslamat pagi Pak…”
Waduh…hamper lupa, yang ngawaskan orang Kristen. Maklum,,,kami kan anak sholeh (amin…), dari SD kalau dipandu ngasih salam, pasti jawabnya Assalamualaikum Pak/Bu… ketawa deh kami.
Trek-trek…LJK mulai dibagikan. Nyantai…nyantai!!!
Lembar soal diberikan. Huhhh…langkah pertama, isi identitas dengan benar. Oke!
Teeett…
Akhirnya, soal boleh dibuka deh. Perang dimulai!!! Der…der…dor…der…
Jam 10:00 wib, bel tanda berakhirnya perang ronde pertama terdengar.
“Yah…silahkan rapikan kembali naskah soalnya dan letakkan lembar jawaban di atas naskah soal!”
Kami pun beranjak keluar menuju ruang di mana tas kami disimpan. Kuraih handphoneku. Waww… 7 sms telah masuk. Kubuka satu per satu. Astaghfirullah…kuhapus semua sms tersebut tanpa kubaca terlebih dahulu. “Ya Allah, kenapa bisa begini? Kenapa harus terjadi pada kami? Kenapa yang katanya dokumen rahasia, tetapi terswbar ke sana-sini? Apakah sang pengirim sms ga ada kerjaan? Ya Allah…sebenarnya semua ini salah siapa? Salah murid kah? Salah sang pengirim sms kah? Salah pembeli soal kah? Atau yang pasti, semua ini adalah kesalahan oknum pemerintah sendiri?
Korupsi…korupsi…korupsi lagi. Ga uang ga soal, semuanya dikorupsi. Ya Allah, kapan negeriku terlepas dari K O R U P S I???!!!
Kini aku benar-benar sadar, dunia ini akan keras jika kita pun berlaku keras terhadapnya. Kini aku benar-benar merasakan, aku tidak hanya bertempur ‘tuk menaklukkan soal-soal, tetapi juga bertempur ‘tuk mempertahankan keyakinan dalam hati. Yah…begitu menakutkan.
Aku bukanlah murid berprestasi, ga pinter-pinter amat, tetapi juga ga bodoh-bodoh amat. Aku hanya takut, bayang-bayang kesalahan akan selalu mengusik hariku jika aku menggunakan bocoran jawaban tersebut. Penyesalan akan terasa setelahnya. Aku tahu, Allah melihatku. Biarlah…aku telah berusaha, berdoa, dan saat ujian, adalah waktuku ‘tuk bertawakal kepada Allah. Aku yakin, Allah Maha Penolong. Hanya Allahlah penolongku saat ini, bukan kunci atau apapun.